Solusi
Mengetahui hal tersebut, Bu Andri mulai membantu para pengajar dan siswa dalam penggunaan cara belajar yang baru. Dengan pengetahuan yang dimilikinya sebagai pemimpin GEG, Bu Andri menemukan cara kreatif dalam menggunakan kuota rendah untuk membuat pembelajaran lebih menarik bagi siswa, dibantu dengan teknologi Google for Education — dan mengajarkan cara tersebut kepada rekan pengajar lainnya.
Kolaborasi secara real-time
Google Workspace for Education telah membantu pengajar melihat cara baru dalam pemberian tugas, dari yang awalnya berbasis tulisan atau konvensional, menjadi penugasan portofolio dengan penilaian berbasis kompetensi.
Contohnya adalah ketika pengajar mulai menggunakan Google Docs, Google Sheets, dan Google Slides untuk pekerjaan kelompok — seperti yang dilakukan oleh Bu Andri di kelas dramanya. Siswa menulis skrip secara bersamaan di Google Docs, lalu merekam percakapan mereka lewat Google Meet, dan mempresentasikan drama tersebut menggunakan Google Slide.
“Para siswa dapat mengerjakan tugas kelompok dengan sangat baik, meskipun mereka tidak bertemu secara langsung,” ucap Bu Andri.
Inovasi dalam berinteraksi saat mengajar
Salah satu cara pengajar meningkatkan keterlibatan siswa di kelas yaitu dengan menggunakan Google Jamboard. Pengajar secara kreatif memanfaatkan teknologi tersebut untuk menjelaskan pelajaran dengan konsep yang rumit. Selayaknya papan tulis berbentuk daring, kini pengajar dapat menggunakan Google Jamboard untuk memberikan penjelasan secara detail sambil mencontohkannya lewat gambar dan foto.
35 pengajar di SMP Lazuardi kini menggunakan teknologi Google Workspace for Education di semua kelas, termasuk untuk mata pelajaran olahraga dan seni. Dengan menggunakan teknologi Google Workspace for Education, Bu Andri dan SMP Lazuardi telah mendorong dan memfasilitasi siswa untuk melihat cara baru untuk belajar.
“Saya tidak masalah (menjalankan pembelajaran jarak jauh). Google Workspace for Education telah membantu saya untuk berkomunikasi dengan teman sekolah dan pengajar dari rumah,” ungkap Alif Atanoval, salah satu murid Bu Andri di kelas 8. Bu Andri juga mengatakan bahwa penerimaan nilai tugas dan revisi jadi lebih mudah dibandingkan sebelumnya.
Mempersiapkan sekolah untuk masa depan
Selain memberikan manfaat untuk kegiatan di sekolah, Google for Education juga telah menghubungkan 15 sekolah Lazuardi lainnya yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
“Ini merupakan sesuatu yang sangat mengejutkan, karena ternyata dampaknya sangat positif,” ujar Bu Andri.
Kini para siswa dapat berkolaborasi dengan siswa lainnya dari berbagai kota dan berbagi ilmu mengenai topik-topik dalam pelajaran. Saat siswa diperbolehkan untuk kembali masuk ke sekolah nanti, SMP Lazuardi berencana untuk menggunakan Google Workspace for Education untuk mengintegrasikan pembelajaran jarak jauh dengan pembelajaran tatap muka.